Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Dilansir dari World Population Review, jumlah penduduk muslim di Tanah Air saat ini (2020) mencapai 229 juta jiwa atau 87,2% dari total penduduk 273,5 juta jiwa.
Tentu saja itu bukan angka yang kecil dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan banyaknya jumlah populasi muslim di Indonesia, Groundbreaking Report menyebutkan bahwa ia ingin menjadikan Indonesia sebagai mesin ekonomi halal global (engine of global halal economy).
Pada Selasa (15/12) lalu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Delegasi Perdagangan Luar Negeri dan Daya Tarik Ekonomi, Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Franck RIESTER, DI Jakarta. Pertemuan tersebut membahas peningkatan hubungan kerja sama perdagangan dan investasi anatara Indonesia dan Uni Eropa, khususnya Prancis dalam kesepakatan IEU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA).
Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement, disingkat IEU-CEPA) adalah sebuah perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa yang membahas berbagai aspek hubungan ekonomi secara menyeluruh.
Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia dan Prancis sama-sama menyepakati kerjasama dalam IEU-CEPA. Dikarenakan kondisi pandemic saat ini, menyebabkan perundingan tentang kerjasama itu menjadi terganggu. Tapi secepat mungkin pihaknya segera menyelesaikan kerjasama itu dikarenakan Prancis merupakan mitra dagang dan investasi yang penting bagi Indonesia.
Bapak Agus Suparmanto berharap dukungan penuh Prancis untuk memperlancar proses negosiasi dan bisa mencapai kesepakatan di akhir tahun depan. Selain itu, Bapak Agus Suparmanto juga mengajak Prancis berinvestasi di Indonesia khususnya terhadap produk halal. Ekonomi halal global saat ini sedang berkembang pesat terutama karena meningkatnya populasi muslim yang berdampak terhadap permintaan barang dan jasa halal. Mengutip dari kompas.com, Ekonomi halal global terus berkembang dengan peningkatan populasi muslim yang diperkirakan mencapai 2,2 miliar pada 2030. Sementara konsumsi global produk makanan dan minuman halal pada 2018 mencapai US$ 1,4 triliun dan diperkirakan meningkat menjadi US$ 2 triliun pada 2024.
Dengan terjalinnya kerjasama bilateral ini, Kementerian Perdagangan terus mendukung peningkatan ekspor halal dengan upaya meningkatkan daya saing produk halal, dukungan UMKM, relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor, serta penguatan akses pasar melalui promosi dan perjanjian perdagangan.