Indonesia, sebagai negara kepulauan menduduki posisi teratas dalam pasar ikan global yang menawarkan potensi untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan. Kendati demikian, pendapatan para nelayan masih tergolong rendah yaitu kurang dari 84 dolar atau setara Rp. 1.8 juta per-bulan. Utari Octavianty, yang dibesarkan dalam komunitas nelayan di sepanjang pantai Kalimantan menyadari sejak usia dini banyak masalah yang mengganggu industry perikanan Indonesia.
Nelayan tidak hanya dibayar rendah, tetapi industry ini juga menderita karena rantai pasokan yang tidak efisien, data dan control kualitas yang buruk, dan kenaikan harga yang tinggi.
Merasa termotivasi atas masalah-masalah tersebut, Utari ikut mendirikan sebuah e-commerce start-up bernama Aruna.
Dilansir dari detik.com, berkat Aruna, nelayan sangat terbantu untuk memasarkan jualannya. Kurang lebih 15.000 Nelayan memakai platform Aruna untuk jualan online hasil tangkapannya. Para Nelayan dapat menjual hasil tangkapannya dengan harga yang layak melalui Aruna yang berfungsi sebagai platform lelang ikan digital dan pasar produk makanan laut.
Aruna juga berkolaborasi dengan platform e-commerce grosirlokal untuk menambahkan produk ikan ke katalog mereka. Sehingga, pelanggan bisa membeli produk langsung dari nelayan Aruna di toko online ‘Seafood by Aruna’ melalui aplikasi e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.
Saat ini, sekitar 15.000 nelayan dari 15 lokasi di Indonesia telah bergabung dengan Aruna dan menikmati peningkatan pendapatan sebesar 20%.
Utari ingin menggunakan platform Aruna sebagai peluang peningkatan kapasitas nelayan Indonesia dengan menawarkan pelatihan penangkapan ikan secara berkelanjutan, pengolahan ikan, pengelolaan keuangan, dan tutorial tentang cara menggunakan aplikasi Aruna.