Edible Bird’s Nest – Air Liur yang Berharga (Komoditi Ekspor yang Menjanjikan)

0

Sudah menjadi rahasia umum kala mendengar sarang burung walet memiliki nilai omset hingga ratusan juta rupiah. Seperti itulah memang kenyataanya. Satu kali panen, pengusaha sarang burung walet bisa meraup untung belasan hingga ratusan juta. Pasalnya, harga paling rendah untuk satu kilogram sarang burung walet ini dihargai 14 juta rupiah dan paling mahal yaitu 40 juta rupiah. Harga tersebut masih bisa naik sewaktu-waktu jika permintaan tinggi. Hal ini disebabkan sarang burung walet memiliki banyak manfaat, beberapa diantaranya yaitu sebagai sumber antioksidan, produk perawatan atau kecantikan, obat-obatan, dan lain-lain.

Sarang burung walet ini dihasilkan dari air liur burung walet yang biasanya terbentuk dalam waktu 30 sampai 45 hari. Burung yang memiliki nama latin Collocalia Vestita ini tidak dapat bertengger karena kaki yang pendek. Mereka juga jarang sekali terlihat di atas tanah. Namun, mereka dapat menempel pada diding tembok atau atap. Spesies mereka banyak ditemukan di dalam gua, pantai, gedung atau ruang besar yang kosong, dan sejenisnya. Saat masa reproduksi, burung walet betina akan merangkai sarang dari air liurnya untuk melindungi dan menyimpan telur-telur mereka. Habitat burung ini banyak ditemukan di lingkup Asia Tenggara karena faktor iklim tropis.

Ekspor Bird’s nest atau edible bird’s nest terus mengalami peningkatan terutama ke Tiongkok dari tahun 2016 hingga sekarang. Bahkan pada tahun 2017, tercatat 70% sarang walet Indonesia menguasai pasar Cina jika dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia (Tribunnews.com). Baik pemerintah atau pengusaha sarang burung walet Indonesia terus berupaya dan menargetkan ekspor komoditi ini terus meningkat. Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) menargetkan dapat mengekspor 140 ton sarang burung walet pada tahun 2019 ke Cina. Pemerintah Indonesia pun baru saja melakukan kunjungan ke Cina untuk melobi syarat dan proses ekspor agar dipermudah.

Terkait masalah izin ekspor, sarang burung walet yang akan diekspor ke luar negeri harus melalui uji laboratorium terkait virus Avian influenza (AI), cemaran logam berat, kandungan nitrit, dan pengujian mikrobiologi. Meskipun begitu, pada 2018 kemarin, Indonesia masih bisa mengekspor sebanyak 1596 ton ke pasar global. Beberapa hari lalu pun (19/07) pemerintah mengekspor komoditi ini senilai 500 miliar rupiah ke Cina (FinanceDetik.com). Hal ini terbukti bahwa sarang burung walet memanglah komoditi ekspor yang sangat menjanjikan.

Untuk mengetahui info ekspor lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.goexport.org

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version