Berikut daftarnya seperti dirangkum dari data Kementerian Perdagangan.
1. Sambal
Dalam pameran China International Import Expo (CIIE) 2016 di Tiongkok pertengahan tahun ini, produk saus sambal dan saus tomat asal Indonesia mendapatkan kontrak pembelian sebanyak 10 kontainer.
Produk-produk ini rencananya akan mengisi gerai Olle Supermarket yang mempunyai 50 cabang di Shanghai dan sekitarnya. Produk saus sambal ini juga bakal mewarnai rak-rak Sam’s Club untuk 5 cabang Lotte, serta supermarket lokal di Tiongkok.
Tak hanya itu, dalam pameran ini produk handicraft kayu dan batu-batuan, kopi luwak, perhiasan, makanan ringan, oil scrub and aromatherapy, biskuit dan wafer, sabun, palm wax, minyak goreng dan margarin juga meraih order dari sekitar 1.500 pengunjung dari berbagai negara, seperti Singapura, Taiwan, dan Jepang.
2. Bulu mata palsu
Dari catatannya, Indonesia telah memasok bulu mata palsu ke luar negeri senilai US$ 196,15 juta sepanjang Januari-November 2015. Realisasi ini naik 9,49 persen dibanding nilai ekspor di periode yang sama 2014.
Lima negara tujuan ekspor bulu mata palsu Indonesia yakni Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar ekspor 55,26 persen, Malaysia 19,26 persen, sementara Inggris 5,17 persen serta sisanya Korea dan Jerman.
Volume dan nilai ekspor bulu mata palsu Indonesia ke Malaysia melonjak hingga ribuan persen. Secara kuntitas, penjualan bulu mata palsu dari Negara ini tercatat naik tinggi sampai 2.298 persen dan 3.579 persen dari sisi nilai ekspor ke Negeri Jiran.
Ekspor bulu mata palsu Indonesia juga mengalami perubahan di atas 100 persen ke beberapa negara, seperti Prancis, Afrika Selatan dan China.
3. Kerajinan eceng gondok
4. Rempah-rempahProduk rempah-rempah asal Indonesia rupanya memiliki banyak peminat di Uni Eropa. Buktinya, importir asal Jerman, Indonesia-Consult RS GmbH, membeli produk rempah dari CV. Multi Rempah Sulawesi (MRS) senilai US$ 600 ribu.
Selama ini Indonesia memang merupakan pemasok rempah ketiga terbesar ke Jerman. Pada 2015, Indonesia menjadi pemasok rempah terbesar ke-3 ke Jerman setelah Brasil dan Vietnam dengan pangsa sebesar 16,51 persen. Selama lima tahun terakhir, ekspor rempah Indonesia ke Jerman mengalami pertumbuhan positif sebesar 14,53 persen dengan nilai ekspor US$ 45,88 juta pada 2015.
Pembelian rempah-rempah ini dicapai melalui program buying mission yang digelar oleh Kemendag. Program ini terbukti memberikan kontribusi besar bagi ekspor nasional sehingga akan terus dijalankan secara berkesinambungan.
Program buying mission ini juga dapat dimanfaatkan para importir Eropa untuk melihat secara langsung produk-produk dan berdiskusi dengan para pelaku Indonesia.
Sumber :
http://bisnis.liputan6.com/read/2605383/produk-produk-unggulan-ri-ini-laris-manis-di-luar-negeri