Kita masih punya kesempatan untuk menjadi eksportir. Judul di atas mengindikasikan bahwa Anda tidak harus memikirkan hal-hal besar seperti halnya produk tekstil, furnitur, dan mesin yang bisa diekspor. Sekarang semuanya memungkinkan untuk bisa diekspor, kecuali yang memang dilarang oleh undang-undang atau pemerintah. Apalagi, sekarang ini pemerintah sedang memudahkan pengeluaran surat izin ekspor untuk mendongkrak pertumbuhan ekspor negeri ini.
Sebanyak 18 ton kolang-kaling baru saja diekspor ke Filipina. Berita ini pun ramai diperbincangkan. Mungkin banyak orang yang tidak menyangka, bahkan kolang-kaling pun bisa diekspor. Makanan yang sangat familiar bagi kita terutama saat bulan puasa ini dianggap terlalu sederhana. Sekarang, komoditi ini membuktikan eksistensinya di pasar ekspor.
Dikutip dari Tribunnews.com, pengiriman produk emerging (kebutuhan negara berkembang) tersebut merupakan kali perama atau perdana. Tidak hanya kolang-kaling, ada juga bubuk kakao yang akan dikirim ke Bangladesh dan Sayuran ke Singapura.
Menurut Roni Sagala, eksportir kolang-kaling di Banjaran (Bandung), permintaan kolang-kaling di Filipina sangat besar. Mereka meminta pengiriman dilakukan setiap minggu sebanyak 18 ton. Jadi, setidaknya 72 ton kolang-kaling akan dikirimkan dalam satu bulan. Permintaan ini sangat bagus namun masih terkendala dengan jumlah pasokan. Kolang-kaling di Negara Lumbung Padi akan diolah sebagai bahan baku manisan. Rupanya, minat masyarakat terhadap manisan kolang-kaling memang cukup tinggi.
Kolang-kaling yang diekspor harus memiliki bentuk bulat. Kolang-kaling yang banyak dijumpai di pasaran berbentuk gepeng tidak laku di pasar ekspor.
Untuk mengetahui info ekspor lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.goexport.org