Pada pertemuan World Food Summit (WFS) bulan Agustus tahun lalu, Indonesia beserta 50 negara lain yang hadir membahas tentang food industry dan food healthy.
Peluang ekspor produk pangan ke nagara Denmark cukup besar apabila Indonesia lebih giat memproduksi beragam pangan organik. Dalam rangka memperkenalkan produk pangan Indonesia di Denmark, Dubes RI meminta agar produk pangan dapat di display di Denmark. Permintaan ini pun disambut baik oleh Agung Hendriardi, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian.
Hampir 90% produk makanan di Denmark adalah produk olahan organik. Denmark merupakan surga produk organik. Tak hanya sayuran dan buah, produk organik yang dapat ditemukan di Denmark sangatlah luas seperti halnya susu, roti, daging, makanan bayi, ikan, oats, dan camilan biskuit.
Di Denmark, susu yang dikonsumsi anak-anak sekolah harus mendapatkan label organik yang dikeluarkan oleh kerajaan Denmark. Diketahui bahwa Denmark memiliki peternakan sapi perah organik terbesar di dunia. Setidaknya, kurang lebih sudah ada 300 peternak yang memiliki standar sertifikasi ketat. Di pertenakan tersebut, sapi-sapi dijaga kesehatannya mulai dari kebersihan kandang hingga makanannya. Sapi juga tidak selalu dikurung di dalam kandang.
Jumlah konsumen yang tinggi mempengaruhi produksi makanan organik di negara paling bahagia ini. Para konsumen ini sadar bahwa makanan sehat lebih aman untuk mereka konsumsi. Selain itu, pemerintah setempat pun mendukung tren gaya hidup sehat melalui konsumsi makanan organik.
Melihat peluang ini, genjotan mengenai ekspor produk hortikultura yang sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia semoga bisa menjangkau negara dengan pendapatan perkapita tertinggi tersebut. Bagi para petani dan pelaku usaha pangan organik, tidak ada salahnya jika melihat hal ini sebagai peluang lainnya untuk dapat mengembangkan bisnis hingga mancanegara.
Untuk mengetahui info ekspor lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.goexport.org