Dilansir dari detik.com, Filipina mulai membatasi impor kendaraan bermotor. Departemen Perdagangan dan Industri (DTI) Filipina akan memberlakukan bea pengamanan sementara atas impor mobil penumpang dan kendaraan niaga ringan.
Dilaporkan Philippine News Agency, pemerintah Filipina menemukan masuknya impor kendaraan otomotif yang menyebabkan kerugian serius di pasar domestik. Sekretaris DTI Ramon Lopez mengumumkan bea pengamanan akan berjumlah PHP70.000 per unit untuk mobil penumpang yang diimpor dan PHP110.000 per unit untuk kendaraan komersial ringan.
Lopez mengatakan bahwa upaya ini akan memberikan ruang bernapas bagi industri dalam negeri yang menghadapi lonjakan impor. Pembatasan ini kemungkinan akan berdampak kepada industry otomotif di Indonesia. Sebab, filipina merupakan salah satu tujuan ekspor yang cukup besar dari industry otomotif Indonesia.
Menanggapi perkembangan pemberlakuan safeguard dari Republik Filipina atas kendaraan penumpang serta kendaraan komersial ringan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa perkembangan tersebut membuktikan daya saing industri otomotif Indonesia yang tinggi.
Penerapan safeguard tersebut menunjukkan bahwa industry otomatif Indonesia adadiatas Filipina. Hal itu terlihat dari data produksi kendaraan roda empat di Indonesia. Pada 2019, Indonesia mampu memproduksi kendaraan sebanyak 1.286.848 unit. Angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan produksi filipina yang hanya mencapai 95.094 unit.
Kementrian Perdagangan, Agus Suparmanto menekankan bahwa Filipina harus membuktikan bahwa memang terjadi tekanan pada industry otomotif di Filipina akibat impor produk sejenis dari Indonesia sehingga perlu mengambil kebijakan penerapan safeguard bagi produk impor dari Indonesia.
Bapak Agus Suparmanto selaku Kemendag RI menyebut perkembangan otomotif Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan. Hal itu bisa dilihat dari jumlah keuntungan Indonesia yang telah mampu mengekspor produk otomoif ke lebih dari 80 negara dengan rata-rata 200.000 unit per-tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia makin terintegerasi dengan pasar dunia.