Budidaya jamur tiram, merang, dan kuping berpeluang ekspor ke mancanegara – Rata-rata jamur diekspor ke Singapura, Korea, dan Cina. Budidaya jamur yang mungkin sekarang ini sedang Anda geluti sangat berpotensi untuk memasuki pasar ekspor. Menjadi petani jamur adalah pilihan yang baik saat ini dengan melihat indeks peminat jamur yang tinggi di masyarakat kita. Hal ini dapat dimengerti karena untuk dibuat berbagai macam olahan, jamur selalu enak untuk dinikmati. Sekarang ini, petani jamur kian menjamur di Indonesia.
Jamur yang mempunyai istilah lain fungi ini merupakan tumbuhan berbentuk seperti payung yang memiliki garis-garis berbilah yang disebut dengan hifa. Beberapa diantaranya dapat dibudidayakan dari skala kecil sampai besar. Jamur yang bisa dibudidayakan ialah jamur tiram, jamur kuping, jamur shitake, jamur kancing, dan jamur merang. Di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, jenis jamur yang banyak dibudidayakan ialah jamur merang karena pengaruh iklim tropis atau subtropis. Sedangkan di Indonesia, jamur tiram lah yang paling banyak dibudidayakan.
Dari data FAOstat terakhir diketahui bahwa produksi jamur dunia mencapai 10.790.859 ton. Cina merupakan negara sebagai produsen jamur terbesar dengan kisaran 7.797.929 ton. Beberapa negara lain yang banyak memproduksi jamur yaitu Italia, USA, Belanda, dan Polandia. Indonesia sendiri menempati urutan ke 15 sebagai negara produsen jamur dengan jumlah 40.906 ton. Angka ini masih lebih tinggi jika dibandingkan denga India, Korea Selatan, dan Vietnam.
Pada tahun 2017, jamur menduduki peringkat ke dua produk holtikultura yang paling banyak diekspor setelah bawang merah. Kebanyakan diekspor secara rutin ke Tiongkok, Korea, dan Singapura. Di Indonesia sendiri permintaan jamur lebih banyak datang dari luar negeri daripada dari dalam negeri. Empat provinsi produsen jamur terbesar yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Untuk mengetahui info ekspor lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.goexport.org